7 Cara Leveling Lantai dan Rekomendasi Penggunaannya

Apakah Anda tahu bahwa lantai yang tidak rata dapat menyebabkan masalah struktural, seperti keretakan pada ubin, kesulitan dalam pemasangan furnitur? Sebagai solusi, Anda dapat melakukan teknik levelling lantai. Namun, bagaimana cara levelling lantai?
Pada umumnya, tidak semua metode leveling lantai memberikan hasil yang optimal jika tidak dilakukan dengan benar. Namun, saat ini Anda tidak perlu khawatir karena dalam artikel ini GNET Flooring akan mengupas tuntas seputar tahapan cara levelling lantai untuk hasil yang rata dan kokoh.
Apa Itu Leveling Lantai?
Dalam dunia konstruksi, leveling lantai adalah proses meratakan permukaan lantai agar memiliki ketinggian yang konsisten dan stabil. Teknik ini dilakukan untuk menghilangkan kemiringan atau cekungan yang bisa mengganggu kestabilan struktur bangunan.
Leveling dapat diterapkan pada berbagai jenis lantai, mulai dari lantai beton, kayu, hingga keramik, baik dalam proyek pembangunan baru maupun renovasi. Selain meningkatkan estetika ruangan, leveling juga berperan dalam mencegah retakan pada material lantai akibat tekanan yang tidak merata.
Sumber: Freepik
Penyebab Lantai Tidak Rata
Lantai yang tidak rata dapat menjadi permasalahan yang umum dalam dunia konstruksi, baik pada tahap pembangunan awal maupun setelah bangunan berusia lama. Berikut ini beberapa penyebab yang dapat menyebabkan lantai Anda menjadi tidak rata.
1. Permukaan Tanah yang Tidak Rata
Salah satu penyebab paling umum dari lantai yang tidak rata adalah kondisi permukaan tanah yang kurang stabil atau tidak dipadatkan dengan baik sebelum proses pembangunan. Tanah yang masih longgar atau memiliki kadar air yang tinggi cenderung mengalami pemadatan alami seiring waktu sehingga lantai di atasnya ikut mengalami penurunan yang tidak merata.
Dalam dunia konstruksi, sebelum pengecoran atau pemasangan lantai, tanah harus dipadatkan menggunakan alat tamping rammer atau vibrator plate compactor terlebih dahulu. Selain itu, jika bangunan berdiri di atas tanah lempung yang mudah berubah bentuk, Anda dapat menggunakan lapisan pondasi tambahan, seperti pasir urug atau batu kali.
2. Penurunan Struktur Bangunan
Seiring waktu, struktur bangunan dapat mengalami penurunan atau pergeseran akibat berbagai faktor, seperti pergerakan tanah, getaran, atau beban yang berlebihan. Bukan hanya itu, perbedaan tingkat penurunan antar bagian bangunan juga dapat menyebabkan lantai terlihat miring atau bergelombang.
Fenomena ini umumnya terjadi pada bangunan yang berdiri di atas tanah ekspansif atau area yang memiliki lapisan tanah dengan daya dukung yang bervariasi. Untuk itu, Anda disarankan untuk menggunakan fondasi yang sesuai dengan jenis tanah, seperti pondasi cakar ayam atau tiang pancang.
3. Kesalahan dalam Proses Pengecoran
Kesalahan teknis dalam proses pengecoran lantai beton juga bisa menjadi penyebab utama lantai yang tidak rata. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah tidak menggunakan screed atau alat perata beton dengan baik sehingga campuran beton tidak tersebar merata di seluruh permukaan.a
Untuk memastikan hasil pengecoran yang rata, teknik self-leveling compound dapat digunakan sebagai solusi tambahan. Material ini membantu mengisi celah dan meratakan permukaan lantai dengan lebih presisi.
Sumber: Freepik
Tata Cara Leveling Lantai
Leveling lantai yang baik tentunya memerlukan persiapan matang agar hasilnya rata dan tahan lama. Berikut ini adalah langkah-langkah cara leveling lantai yang dapat Anda ikuti.
1. Mempersiapkan Lantai yang Akan Dilakukan Leveling
Sebelum melakukan leveling, pastikan permukaan lantai bersih dari debu, kotoran, minyak, atau sisa material lainnya. Kotoran yang tertinggal dapat menyebabkan lapisan leveling tidak menempel dengan sempurna, sehingga berisiko mengalami retak atau terkelupas dalam jangka waktu singkat.
Selain itu, periksa apakah ada retakan atau lubang pada lantai. Jika ditemukan celah atau rongga, tutup menggunakan mortar atau campuran semen agar permukaan menjadi lebih solid. Langkah ini penting untuk menghindari ketidakrataan pada hasil akhir dan memastikan material leveling bisa menyebar dengan merata.
2. Mengukur Ketebalan Leveling
Menentukan ketebalan leveling yang tepat merupakan kunci utama dalam mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan. Ketebalan yang tidak sesuai dapat menyebabkan lantai mudah retak atau tidak rata, terutama jika perbedaan ketinggian antar area cukup signifikan.
Pada umumnya, ketebalan leveling lantai berkisar antara 3 mm hingga 50 mm, tergantung pada kondisi awal permukaan dan jenis material yang digunakan. Dalam tahap ini, Anda dapat menggunakan alat ukur waterpass, laser level, atau alat ukur digital untuk menentukan tingkat kemiringan lantai sebelum melakukan leveling.
3. Menyiapkan Campuran Semen dan Pasir
Setelah ketebalan leveling ditentukan, langkah selanjutnya adalah menyiapkan campuran leveling. Adapun kombinasi yang paling umum digunakan adalah semen, pasir halus, dan air. Selain itu, Kamu juga bisa menggunakan self-leveling compound, yang lebih praktis dan memiliki daya sebar lebih baik.
Pastikan adukan yang dibuat memiliki tekstur yang tidak terlalu encer maupun terlalu kental agar mudah diratakan dan tidak mengeras terlalu cepat sebelum diaplikasikan. Jika perlu, gunakan aditif bonding agent untuk meningkatkan daya rekat campuran terhadap permukaan lantai.
4. Meratakan Adukan di Area Lantai
Saat menuangkan adukan leveling ke lantai, pastikan distribusi material merata ke seluruh permukaan. Proses perataan harus dilakukan dengan cepat sebelum adukan mulai mengering agar tidak terjadi perbedaan tekstur atau ketebalan antar bagian.
Anda dapat menggunakan alat screed, trowel, atau rakel bergigi untuk membantu menyebarkan campuran dengan rata. Selain itu, untuk proyek dengan area luas, Kamu bisa menggunakan alat self-leveling roller yang membantu meratakan campuran lebih cepat dan efisien.
5. Membiarkan Campuran Mengering
Setelah adukan diratakan, tahap selanjutnya adalah membiarkan lantai mengering secara alami. Apabila Anda menggunakan leveling berbasis semen, umumnya diperlukan waktu 24 hingga 72 jam sebelum bisa diinjak atau digunakan.
Selama proses pengeringan, pastikan area lantai tidak terkena air atau beban berat yang dapat mengganggu struktur leveling. Jika diperlukan, gunakan plastik pelindung atau pembatas untuk mencegah orang melewati area tersebut sebelum benar-benar kering dan siap digunakan.
6. Mengecek Kualitas Leveling Secara Berkala
Setelah proses pengeringan, lakukan pengecekan untuk memastikan bahwa permukaan lantai sudah benar-benar rata dan kuat. Gunakan waterpass atau laser level untuk melihat apakah ada bagian yang masih bergelombang atau terlalu miring.
Bukan hanya itu, perhatikan juga jika terdapat gelembung udara atau retakan halus yang mungkin muncul selama proses leveling. Jika ditemukan masalah ini, gunakan roller spike untuk menghilangkan gelembung udara sebelum adukan benar-benar mengeras.
7. Melakukan Finishing
Langkah terakhir dalam leveling lantai adalah melakukan finishing agar permukaan lebih halus dan siap digunakan. Finishing dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada jenis lantai yang akan dipasang.
Jika lantai akan dibiarkan dalam kondisi ekspos atau unfinished concrete, Anda dapat menggunakan grinder beton untuk memperhalus permukaan dan menghilangkan sisa material yang tidak rata. Selain itu, lapisan sealant atau coating juga bisa ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan lantai terhadap kelembapan dan risiko abrasi.
Rekomendasi Bangunan yang Menggunakan Levelling
Berikut adalah beberapa rekomendasi bangunan yang umumnya membutuhkan proses levelling untuk mencapai hasil konstruksi yang optimal.
1. Gudang dan Pabrik
Bangunan gudang dan pabrik memerlukan permukaan yang rata untuk mendukung peralatan berat dan kendaraan operasional yang sering digunakan. Levelling pada area berguna untuk menyeimbangkan mesin dan kendaraan yang bergerak di atasnya.
Levelling pada gudang dan pabrik juga berfungsi untuk memastikan sistem drainase yang baik. Permukaan yang rata akan mencegah penumpukan air hujan di beberapa bagian yang dapat merusak barang atau peralatan yang ada di dalamnya.
2. Gedung Komersial
Pada gedung komersial, levelling dilakukan untuk mendukung berbagai aktivitas yang terjadi di dalamnya, seperti area perkantoran, toko retail, dan pusat perbelanjaan. Pasalnya, penggunaan levelling yang tepat membantu menciptakan lantai yang nyaman dan aman bagi pengunjung.
Sebaiknya, proses levelling pada gedung komersial harus menyesuaikan sistem utilitas yang ada, seperti saluran air, kabel, dan pipa yang tertanam dalam struktur lantai. Untuk itu, ketinggian lantai yang tepat diperlukan untuk mendukung integrasi dengan sistem ini agar tidak mengganggu aliran air atau kerusakan pada sistem listrik dan plumbing.
3. Area Pusat Olahraga
Pusat olahraga, baik itu lapangan olahraga dalam ruangan atau ruang fitness tentunya membutuhkan permukaan yang rata untuk mendukung aktivitas fisik yang dilakukan di atasnya. Levelling pada area ini akan mencegah cedera bagi para atlet atau pengunjung yang menggunakan fasilitas tersebut.
Sebagai contoh, lapangan bola atau lapangan basket harus benar-benar rata agar pergerakan bola tidak terhambat atau tidak terkontrol. Selain itu, levelling yang baik akan mendukung distribusi beban yang merata dan mencegah kerusakan pada lantai.
4. Aula Pertemuan
Rekomendasi tempat yang sebaiknya menggunakan levelling lantai selanjutnya adalah aula pertemuan. Levelling pada ruang ini penting untuk mendukung penempatan peralatan seperti kursi, meja, atau panggung.
Selain itu, proses levelling juga perlu memperhitungkan tata letak sistem suara dan pencahayaan yang sering digunakan di aula pertemuan. Pengaturan lantai yang rata akan mendukung distribusi suara yang optimal, mencegah terjadinya gema, dan memastikan penerangan yang merata di seluruh ruang.
5. Rumah Sakit
Levelling lantai pada rumah sakit berperan penting untuk mendukung kenyamanan dan keselamatan pasien, serta tenaga medis. Permukaan lantai yang rata memungkinkan pergerakan pasien yang menggunakan alat bantu kursi roda atau ranjang dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu, rumah sakit juga membutuhkan proses levelling untuk memastikan kestabilan peralatan medis yang berat dan sensitif, seperti alat bedah dan mesin canggih. Proses perataan ini juga mendukung kelancaran sistem pembuangan air dan pemeliharaan kebersihan.
Penutup
Demikian informasi seputar cara levelling lantai menggunakan screed atau mortar. Dimulai dari mengukur ketebalan levelling yang sesuai, menyiapkan campuran mortar, meratakan adukan hingga memastikan tidak ada gelembung udara pada adukan, sejumlah langka tersebut akan membantu Anda untuk menghasilkan proses levelling lantai yang presisi.
Selain menggunakan metode levelling lantai, Anda dapat menggunakan penutup lantai berkualitas dari GNET Flooring. Kami memiliki GNET Ceramic Tiles, GNET Granite Tiles, dan GNET SPC Flooring yang terbuat dari material berkualitas sehingga lantai Anda lebih kokoh, elegan, dan tahan lama.
Jadi, tunggu apalagi? Segera konsultasikan kebutuhan Anda bersama dengan tim GNET Flooring sekarang!